Abstraksi
Bulan Maret 2017, memasuki bulan ketiga di tahun 2017, Kota Metro mengalami deflasi. Kelompok pengeluaran yang menjadi pemicu terjadinya deflasi didominasi oleh kelompok bahan makanan dengan sumbangan deflasi sebesar 0,4633 persen diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan sumbangan deflasi 0,0211 persen dan diikuti oleh kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dengan sumbangan deflasi 0,0012 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang menahan laju deflasi di Kota Metro pada bulan Maret 2017 yakni kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dengan andil inflasi sebesar 0,1421 persen, diikuti oleh kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan dengan andil inflasi sebesar 0,0327 persen. Kemudian diikuti oleh kelompok sandang yang mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,0063 persen dan kelompok kesehatan yang mengalami inflasi dengan andil 0,0019 persen. Perubahan indeks pada ketujuh kelompok pengeluaran tersebut menyebabkan terjadinya deflasi di Kota Metro sebesar 0,30 persen.
Komoditas yang memberikan andil deflasi cukup besar selama bulan Maret 2017 diantaranya adalah cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, kembung, gula pasir, makanan ringan/snack, jeruk, bawang putih dan tarif pulsa ponsel.
Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Maret 2017, deflasi Kota Metro disebabkan oleh adanya penurunan indeks pada kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi 1,58 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan deflasi 0,12 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dengan deflasi 0,01 persen. Sementara itu, kelompok yang menahan laju deflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang mengalami inflasi 0,65 persen; kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan dengan inflasi 0,32 persen;kelompok sandang dengan inflasi 0,12 persen dan kelompok kesehatan dengan inflasi 0,02 persen.
Pada Maret 2017, berdasarkan penghitungan inflasi dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya, terdapat 33 kota yang mengalami inflasi dan 49 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,24 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Tembilahan dengan inflasi sebesar 0,01 persen. Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,49 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Purwokerto dengan deflasi sebesar 0,01 persen. Kota Metro dengan deflasi 0,30 persen menempati peringkat 71 secara nasional. Dari 23 kota di pulau Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Bungo sebesar 0,71 persen dan terendah terjadi di Tembilahan. Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sedangkan deflasi terendah terjadi di Padang sebesar 0,01 persen. Kota Metro dengan deflasi 0,30 persen menduduki peringkat ke-17 di pulau Sumatera.