Abstraksi
November 2017, Kota Metro mengalami inflasi sebesar 0,08
persen karena adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK)
dari 136,77 pada bulan Oktober 2017 menjadi 136,88 pada
November 2017. Lima kelompok pengeluaran memberikan andil
dalam pembentukan inflasi, yaitu kelompok bahan makanan
sebesar 0,0671 persen; diikuti kelompok sandang sebesar
0,0093 persen; selanjutnya kelompok perumahan, air, listrik, gas
dan bahan bakar sebesar 0,0083; kelompok transport,
komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0083 persen dan
kelompok kesehatan dengan andil inflasi sebesar 0,0075 persen.
Sebaliknya kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau memberikan andil dalam pembentukan deflasi
sebesar 0,0167 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga sebesar 0,0034 persen.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi
diantaranya bawang merah, cabai merah, beras, cabai hijau,
sabun detergen bubuk/cair, sandal, pasta gigi, sprey, bahan
pelumas/oli dan bensin.
Inflasi Kota Metro menempati peringkat ke-62 dari 82 kota yang
diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota yang diamati
perkembangan harganya, 68 kota IHK mengalami inflasi dan 14
kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Singaraja
sebesar 2,23 persen dan inflasi terendah dialami Palopo sebesar
0,02 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar
2,74 persen dan deflasi terendah terjadi di Manokwari sebesar
0,02 persen.
Kota Metro, pada November 2017 berdasarkan penghitungan
inflasi tahun kalender (Point to Point) adalah sebesar 2,09
persen dan inflasi Year on Year (YoY) adalah sebesar 2,22
persen.